Selamat Datang di Blog Amanah Islamic PreSchool

Mengenal Anak Prasekolah

Pada usia 3 tahun anak mampu melakukan berbagai gerakan seperti berlari,melempar.Orangtua maupun guru perlu memberikan kesempatan bebagai kegiatan yang aman bagi mereka.Anak2 yang berusia 4-5 tahun meskipun sdh mampu duduk diam ump kalau mendengar cerita,mereka tetap masih membutuhkan latihan gerakan sehingga anak-anak ini tdk terlalu banyak duduk. Dalam merancang pendidikan untuk anak,sebaiknya para orangtua tdk perlu banyak menuntut diluar kemampuan anak.Anak-anak prasekolah belum mahir melakukan gerakan yang disertai dengan aturan2.

Mereka akan mengalami kesulitan untuk explorasi bila dipaksa mengikuti aturan2. Setiap hari anak2 membutuhkan kegiatan jasmani yang disertai dengan kebugaran dan aktivitas yang tinggi.Saat ini justeru ada kecenderungan anak lebih banyak pasif dan duduk diam di bangku sambil meneonton TV.
Beberapa tip yang berguna bagi para orangtua dan guru untuk perkembangan anak adalah sbb:
Pastikan bahwa anak mempunyai kesempatan bermain dengan bola dan alat2 yang merangsang anak untuk bergerak,Bola disediakan dari berbagai ukuran dan berat.melaui bermain dengan bola anak belajar bagaimana melempar,menangkap dan menendang. Untuk anak yang masih muda berikan alat yang dapat diletakkan di luar seperti jungkat-jungkit,tangga,perosotan dan terowongan.Sedangkan bagi anak yang lebih besar perlu diberikan papan keseimbangan dan berbagai alat untuk dipanjat. Pada saat anak berusia 5 tahun ,perlu diberikan kesempatan bermain lompat tali untuk melatih gerakan dan menjaga keseimbangan tubuh. banyak sekali kegiatan gerakan motorik halus untuk belajar mengontrol otot,misalnya: menggambar, menggunting, menempel,menjahit dll. Seorang anak yang berada pada tahapan sensori motor membutuhkan berbagai pengalaman dengan menyentuh,memegang,,meraba,mencicipi,,dan melakukan explorasi.Cara anak melakukan explorasi seperti memukul-mukulkan mainan kelantai,mengoyang-goyangkan,menggelindingkan dan memasukkan mainan tsb kemulut.Tingkah laku explorasi adalah cara anak mengenal suatu benda atau mainan yang baru. Berikan kepada anak sejumlah keping-keping dengan beraneka bentuk,ukuran dan warna.Doronglah anak untuk mengelompokkan keping2 tasb berdasarkan warna,ukuran dan bentuk.
Bahasa dan berpikir sangat berkaitan satu sama lain.Pemikir yang sedang dalam tahapan pra-operasional dapat didorong untuk melakukan diskusi berkaitan dengan pendapat masing2 anak.Dengan demikian cara berpikir egosentris sedikit demi sedikit dapat berkurang.
Bagaimana Anak Prasekolah Belajar Bersikap
Anak Prasekolah belajar untuk mendapatkan pengetahuan tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka
1. Belajar dengan Meniru
Seorang anak prasekolah itu seperti karet busa (spon), yang menyerap setiap tetes informasi yang ditemuinya, dan kemampuan untuk mengikuti contoh sangat mengagumkan. Anak prasekolah belajar banyak dari prilaku mereka dengan mengamati dan meniru orang-orang disekitar mereka. Anak prasekolah belajar cara berprilaku dan berinteraksi dengan orang lain dengan mencontoh orang-orang disekitarnya. Mereka juga mempelajari sikap, nilai, preferensi pribadi dan beberapa kebiasaan dengan mengikuti contoh yang mereka lihat. Orang tua memiliki dampak langsung terhadap proses belajar anak, karena orang tua adalah guru pertama bagi anak maka pikirkan prilaku Kita secara hati-hati. Apa yang Kita katakan dan lakukan di depan Anak akan membentuk pikirannya. Kita menyukai nya atau tidak, kita adalah contoh terpenting baginya, jadilah teladan yang baik untuk anak.
Selain Orang Tua, Guru lingkungan, TV sangat memberikan pengaruh yang kuat pada anak. Oleh karena itu pilihlah lingkungan, tontonan yang baik untuk anak.
2. Belajar melalui eksperimen
Cara lain bagi anak prasekolah untuk belajar adalah dengan mengalami hal-hal yang ada disekitar mereka. Anak prasekolah mengeksplorasi setiap hal yang dapat mereka sentuh, lihat, dengan cium, rasakan dan lakukan. Mereka bereksperimen sementara mereka bereksplorasi. kehidupan anak sekolah dipenuhi dengan uji coba dan “bagaimana jika”. “Apa yang terjadi jika saya lakukan ini ?” Apa yang terjadi jika saya mengatakan “Kamu bodoh ” ?
Banyak prilaku anak prasekolah adalah hasil dari kebutuhan alamiah mereka untuk menguji batas-batas dan mempelajari cara kerja dunia di sekita mereka secara spesifik, bagaimana Anda akan bereaksi. Reaksi Anda pada anak prasekolah akan menjadi pelajaran dan akan membentuk kepribadian dan sikap mereka dan ini bersifat permanen. Ajarkan anak Anda tentang prilaku yang bernilai dengan mendorongnya dan apa yang tidak bernilai dengan sikap tidak menyerah.
3. Belajar melalui Integrasi
Sementara otak seorang anak prasekolah berkembang, terbentuklah sambungan-sambungan baru di dalam otaknya yang didasari proses belajar dan pengalaman. Anak prasekolah menggabungkan yang sudah mereka pelajari dengan mengikuti contoh dengan yang mereka pelajari lewat eksperimen dan eksplorasi untuk membentuk informasi baru, singkatnya mereka mulai berfikir untuk diri mereka sendiri.
Pada usia sekitar 3 tahun, anak-anak mulai menggunakan apa yang sudah dipelajari untuk membuat genelarisasi. Tingkat pemahaman yang baru ini lalu dialihkan dan dimanfaatkan dalam situasi baru dan digunakan untuk memecahkan masalah baru.
Mulailah dengan menyadari apa yang dipelajari anak Anda dan bagaimana mereka berprilaku. Perhatikan apa yang mereka lakukan dan dengarkan apa yang mereka katakan. Tuntun proses penemuan ini. Tunjukkan hal-hal yang mereka l;akukan dengan baik untuk mendorong dan memberikan umpan balik yang positif, beritahukan mereka jika sudah di jalur yang benar. Dukung proses mempelajari sesuatu yang baru atau persiapkan anak Anda untuk situasi yang sulit dengan mengulang pengalaman keberhasilan sebelumnya.
4. Fantasi dan Khayalan
Orang dewasa menggunakan fantasi sebagai cara untuk melarikan diri dari dunia nyata, seemntara anak pra sekolah menggunakan fantasi sebagai cara untuk memahami dunia nyata. Anak prasekolah menggunakan fantasi dan bermain pura-pura untuk terbenam dan menghubungkan diri dengan realitas dimana mereka akan menjadi bagian darinya. Kita menyebutnya “khayalan” . Mereka berpura-pura menjadi ibu, ayah, nenek, guru dan dokter karena mereka adalah orang-orang dewasa yang mereka kenal dan mereka ingin seperti mereka. Berpura-pura menjadi orang dewasa memberikan perasaan akan kemampuan dan kekuasaan dalam diri anak pra sekolah; mereka merasa sudah dewasa.
5. Belajar Melalui Cerita
banyak sumber cerita yang bisa kita kembangkan baik dari pengalaman pribadi atau orang lain, juga kita bisa dapatkan dari buku2 cerita yang bisa di beli di toko2 buku atau pun juga dari kitab suci Al-Qur'an yang banyak bercerita tentang nabi-nabi dan orang2 terdahulu yang bisa di ambil hikmahnya dan memberikan pesan moral kepada anak.

1 comment:

Lover said...

SElamat berjuang dengan misi yang mulia. Amin. TErima ksih dan slam sejahtera

Post a Comment

Waktu Sholat

"Dirikanlah Sholat, Sesungguhnya Sholat Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar"